Apakah Arti Backpacking Jangka Panjang Mancanegara Ala RTW?

Bagi para backpackers mancanegara, backpacking jangka panjang ala RTW* (Round The World) sudah tidak asing lagi. Dalam backpacking ala RTW ini, biasanya mereka meninggalkan kampung halaman mereka selama 1 tahun untuk berkelana keliling dunia. Apakah mereka kaya? Tidak harus! Namun berkelana jangka panjang ini memang butuh persiapan yang matang. Persiapan, pengorbanan, dan kemauan. Pertanyaan yang paling sering muncul adalah, bagaimana cara membiayai perjalanan jangka panjang?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin menjelaskan sedikit filosofi dibalik kelana ala RTW. RTW tidak punya definisi khusus, karena setiap traveler memiliki sifat dan style yang berbeda. Ada yang borju, ada yang budget. Ada yang berkelana 3 bulan, ada yang lebih dari 10 tahun. Namun di sini saya akan memberi 1 contoh pola RTW yang banyak dijalani para backpacker.

Kisah RTW si Jane

Jane baru saja lulus kuliah, dan sebelum mencari kerja, dia ingin mengenal dunia secara lebih mendalam. 1-2 tahun yang lalu sebelum dia lulus, dia telah bertekad bulat bahwa dia akan melakukan perjalan backpacking jangka panjang keliling dunia. Sejak itu dia telah melakukan berbagai persiapan khusus. Membeli ransel dan barang-barang traveling sangat mengasyikkan, namun hal lain yang perlu diperhatikan adalah masalah biaya dan dokumentasi. Untuk mengumpulkan dana, dia mulai berhemat mati-matian dan mengambil kerja sambilan. Untung saja dia sudah mulai mengumpulkan uang hasil kerja sebagai asisten dosen dan hasil kerja di lab-lab selama liburan kuliah. Selain itu dia juga menjual barang-barang miliknya yang sudah tidak diperlukan lagi untuk menambah dana.

Backpacking di Yunani, menyeberangi Laut Mediterania dengan kapal

Backpacking di Yunani, menyeberangi Laut Mediterania dengan kapal

Hari H pun tiba. Sewa tempat tinggalnya dihentikan, agar dia tidak perlu membayar tempat tinggal ini selama dia melancong di negara lain. Untuk keperluan surat-menyurat dan alamat resmi, alamat orang tua dipakainya. Jane telah menyiapkan tiket pesawat 1 arah ke Spanyol. Dari situ dia akan hinggap dari negara ke negara, sampai akhirnya dana RTW habis, dan pulang ke negara asal. Dia menyusun jadwal negara apa saja yang dia minati, dan secara seksama melihat transportasi apakah yang murah antar negara tersebut. Dari situ dia bisa menyusun urutan negara yang akan dikunjungi. Misalnya jika hendak ke Australia, Selandia Baru, dan Prancis, tentu saja Prancis tidak dijadwalkan di tengah-tengah Australia dan Selandia Baru, karena pesawatnya pasti mahal kalau seperti itu. Satu hal lagi, Jane tidak akan pulang rumah di antara kunjungan berbagai negara tersebut, sehingga dia tidak habis ongkos di perjalanan PP.

Ketika berada di jalan, Jane berusaha berhemat sebisa mungkin agar dana yang dia miliki akan cukup. Kalau tidak, dia harus pulan sebelum 1 tahun ketika kehabisan dana. Bagaimana cara Jane berhemat?

  • Menginap di akomodasi budget seperti hostel, bukannya hotel berbintang
  • Membeli makanan dari supermarket, bukannya dari rumah makan
  • Taxi? Lupakan saja. Jarak dekat ditempuh dengan kaki, jarak jauh ditempuh dengan bis, kereta api bawah tanah, atau trem. Lama kelamaan, jalan kaki ke tempat tujuan yang berjarak 1 jam pun biasa.
  • Ikut tur grup? Wah, mungkin bukan ide yang baik. Biasanya ikut tur lebih mahal, kurang bebas, dan terlalu tergesa-gesa di tiap lokasi.
  • Untuk transportasi jarak jauh, berbagai alternatif ditilik. Misalnya penerbangan, kereta api, bis, dan kapal. Jangan lupa bahwa berbagai website menawarkan harga-harga promo yang bisa sangat miring. Jane selalu memanfaatkannya.
Iklan kerja buat backpacker di Milford Sound, Selandia Baru

Iklan kerja buat backpacker di Milford Sound, Selandia Baru

Sudah 9 bulan Jane berada di jalan. Sekarang dia sudah mencapai Selandia Baru. Persediaan uang semakin menipis, namun semangat tetap tinggi. Jane selalu rajin membaca papan pengumuman di hostel-hostel yang dia tempati, dan kali ini dia merasa beruntung karena dia menemukan secarik kertas putih bertuliskan “Mau membantu di hostel ini? Gaji dasar. Makan dan menginap gratis.” Jane segera memberitahu resepsionis hotel kalau dia berminat, dan sore itu juga dia mulai kerja di hostel tersebut.

Tadinya Jane berencana untuk ber-RTW selama 1 tahun. Sempat kekurangan uang, sempat berpikir harus pulang lebih awal. Namun dia menemukan kerjaan di Selandia Baru, alhasil dia bisa memperpanjang perjalanannya menjadi 15 bulan total.

Begitulah kisah Jane, berbackpacking budget keliling dunia. Jane bukan anak orang kaya, Jane baru lulus kuliah. Namun dengan persiapan matang dan dedikasi, Jane bisa melakukan perjalanan impiannya ini.

Dan ya, Dua Ransel ada sepasang backpacker jangka panjang, meskipun kami bukan Jane. Dan Dua Ransel akan membagi tips-tips berbackpacking melalui blog ini, supaya bisa membantu dan memotivasi traveling jangka panjang maupun jangka pendekmu. Dan bahkan kalau kamu memilih koper daripada ransel, tips-tips ini juga masih bisa berguna!

Layangkan pertanyaanmu di kolom comment di bawah ini!

Baca travel tips lainnya yuk!

Tags: , ,

25 Responses to “Apakah Arti Backpacking Jangka Panjang Mancanegara Ala RTW?”

  1. ansella males login
    1 February 2011 at 11:12 am #

    pokoknya baca di sini bawaannya bikin iri #ngomongsamatembok

    someday aku pingin ke Yunani juga mba, lautnya cakep kan ya ^^

    • admin
      1 February 2011 at 11:31 am #

      Haha, kasian temboknya 😀
      Iya, cantik banget lautnya di situ. Makanannya ya enak 🙂

  2. Jill - Jack and Jill Travel The World
    1 February 2011 at 1:55 pm #

    I always wonder about the RTW thing… Jane ini critanya autobiography, nih? :p

    • admin
      1 February 2011 at 3:08 pm #

      Ini Mba Jill pasti mocking ya, kan Mba mo berangkat ^_^
      Autobiografinya si Jane kali… bukan gue… gue mah udah tua!

  3. Roni
    3 February 2011 at 1:30 am #

    Wow keren! Banget! Salut sama semangatnya!
    Tapi menurut saya selain masalah biaya, orang indonesia (dengan passpor indonesia) sering direpotkan masalah birokrasi visa di negara2 yang bakal dikunjungi, nggak bisa spontan travel seperti mereka yang dari negara Eropa atau Amerika. Mungkin bisa nabung dari sekarang buat masalah biaya, tapi kalo urusan visa kadang sering ditolak. Apalagi kalau jangka waktu setahun gini, gimana ngurusnya ya, udah disiapin dr canada gitu?
    Bagaimana dengan pengalaman Dina? Atau selama ini nggak ada masalah?
    Mungkin Dina juga bisa memberikan tips2 (kalau punya) mengurus birokrasi di tiap2 negara buat mereka yang berpasspor Indonesia. Makasih banyak sebelumnya!

    • Dina
      5 February 2011 at 1:08 am #

      Thank you Roni! Memang benar bagi pemegang passport Indonesia, urusan Visa memang agak ribet. Beberapa ide, bikin daftar negara yang orang Indo bisa go-show aja di bandara, visa on arrival. Beberapa negara tetangga di Indo misalnya. Atau visa yang bisa berfungsi di banyak negara seperti visa schengen.
      Tadi pake passport Indo memang lebih susah urusnya. Sekarang pakai passport Canada, jadi lebih gampang.

      • zam
        10 April 2011 at 12:03 am #

        hm.. Canada kan terkenal akan tradisi backpackingnya.. ada anggapan bahwa pejalan yang mengaku dari Canada biasanya lebih mudah untuk urus ini itu.. bener kan ya? 😀

      • Fahmi
        19 March 2012 at 3:00 pm #

        Menarik, memang ribet kalo pengang pasport indonesia, yah gimana lagi, indonesia masi dianggap negara ketiga. pengen juga punya pasport negara yang bisa bikin mudah apply visa. tapi gimana caranya ngedapetin pasport selain indonesia gt?

        • Dina
          8 April 2012 at 8:11 pm #

          Tapi ada juga kok, bbrp negara yang justru pemegang paspor Indo gampang masuknya, negara2 barat malah reseh/mahal 🙂 Ini ada referensi favorit mengenai visa:
          http://en.wikipedia.org/wiki/Visa_requirements_for_Indonesian_citizens

          Salah satu cara ngedapetin paspor luar adalah jadi permanent resident (PR) dulu, setelah bbrp tahun baru ambil citizenship. Tapi ini liat2 negaranya, dan aturannya beda2.

      • Explorer Guidebook
        31 October 2013 at 6:02 am #

        Iya bener banget yg di bilang Roni. Kadang kalo liat2 blog traveling gitu kayaknya gampang bgt buat traveling keliling dunia. Tapi setelah dilihat lagi kita cari tahu caranya, ga segampang gitu bwt orang indonesia. mereka gampang karena berasal dari eropa/amerika yg gampang dapet visa ke mana2 dan bisa sekalian sambil kerja d berbagai negara. tapi kita? Kadang suka ngerasa ga adil dan teraniaya :p, dan betapa tak beruntungnya sbg oran indo dlm hal ini :(. Dan betapa beruntungnya mereka yg berasal/pemegang paspor Eropa/amerika *maaf ya mbak malah curhat :p. Punya tips atau solusi nggak mbak buat meringankan ‘beban’ pemegang paspor indonesia? Thanks 🙂

  4. zam
    9 April 2011 at 11:55 pm #

    hm.. musti nguli beberapa tahun dulu nih..

    ini keren infonya. dari beberapa blog traveling yang saya baca, model pejalan jangka panjang begini belum pernah saya temui.

    thob! jadi mangkin termotivasi utk bisa around the world deh.. 😀

    • Dina
      17 February 2013 at 2:36 pm #

      hihi

  5. zam
    10 April 2011 at 12:02 am #

    ah, sekalian nanya utk yg agak lebih mendetil.

    uang untuk biaya perjalanan disimpan dalam mata uang apa? apakah paka USD, Euro, atau apa? lalu disimpan di bank apa, lokal atau bank berjaringan internasional?

    ada tips untuk pejalan dengan paspor Indonesia dan bank lokal Indonesia? 😀

  6. dea
    20 September 2011 at 2:45 pm #

    hai mbak dina..
    aq punya keinginan untuk traveling juga sehabis lulus kuliah tentunya, tapi aq bingung harus mendanai perjalanan dari mana sedangkan keuanganku sendiri sangat minim.
    apakah mbak dina ada masukan pekerjaan freelance atau apapun untuk saya? jadi tetap bisa mndapat masukan untuk mendanai perjalanan?
    makasih byk.. 😀

  7. nathalia
    31 January 2012 at 11:51 am #

    ih ngiri, jadi ngences 😀

  8. Shella
    7 June 2012 at 8:07 pm #

    Pengen banget euy…someday someday… 🙂 Oya kalau statusnya cuma short time visit gitu boleh kerja sperti di cafe atw restoran gtu ngga Mbak? Atw apa deh serabutan, hehe…biasanya kan hny u/ student atw yg menetap…

    • Dina
      17 February 2013 at 2:53 pm #

      kayaknya kalo di cafe restoran lebih ribet. kalo bantu2 di hostel lebih gampang 🙂

  9. soraya feruzia
    1 November 2012 at 5:21 pm #

    Olla, aku jg mau lulus kuliah langsung traveling. Tapi nggak ada modal. Ada sih modal, modal nekat doang. Kira-kira modal awal yg kita siapin sebelum RTW brapa ya mbak dina? Sbelum lulus, harus nabung dulu

    • Dina
      2 November 2012 at 4:37 pm #

      tergantung banget destinasi2nya ya, kalau banyaknya ke asia tenggara, bakal lebih murah daripada negara barat 🙂

  10. kriz
    27 February 2013 at 9:19 pm #

    Hi mba dina!
    Sy juga backpackers tpi bru keliling2 asia tenggara n indonesia..sy pengen kyak mba dina Rtw gitu..tpi sy msh bingung dgn masalah visanya, apakah rtw gak perlu urus2 visa lagi? Ato hrus urus visa utk msuk2 dinsefiap negara2 yg mngruskan visa?
    Sy msh terbataz asia tenggara krn gak perlu visa…mohon pentunjuknya master!:D

  11. Kartika Paramita
    18 December 2013 at 10:05 pm #

    Memang kisah Jane dan Mbak Dina – Mas Ryan sangat inspiratif :))
    Sekarang sudah mulai banyak website tentang RTW yaa.
    Aku tertarik juga lho keliling dunia, tapi sebelumnya aku pengen keliling Indonesia, yaa setidaknya keliling Pulau Madura, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, Sumatra, Bangka-Belitung, dan kembali lagi ke Jawa.
    Aku masih penasaran, kalau orang Indonesia yang berasal dari keluarga sederhana, dan jenis pekerjaan sederhana (seperti saya yang jadi guru di kota kecil), bagaimana orang seperti itu bisa mewujudkan perjalanan keliling-keliling…
    @uopoiki

    • Dina
      30 December 2013 at 7:17 pm #

      kalau profesinya guru, yang menjadi hambatan mungkin timingnya ya, soalnya kan liburannya terbatas. Bisa memanfaatkan liburan sekolah beberap bulan mungkin?
      Kami aja sampai keluar dari kerjaan masing2 dulu supaya waktunya ada, hehhee.
      Kalau kerja bisa dilakukan di jalan, maka pemasukan masih ada walaupun statusnya lagi “di jalan”. tapi kalo ga rencana sambil kerja, maka harus siap tabungan dulu. Mulai nabung aja dulu mbak. Kita dulu sih nabungnya bbrp tahun.
      Kalau di bawah 30 tahun, bisa ikutan visa work and holiday australia. Kesempatan kerja sambil liburan di Australia selama setahun. Dari situ, rajin nabung, duitnya bisa dipake buat modal keliling dunia sehabis masa setahun itu selesai. Kenal mbak Anida (twitter @nidnod) nggak? dia pernah ngejalanin itu. Bisa tanya ke dia detilnya, orangnya baik kok.

      Sarat utamanya 1 sih mbak kalo mau RTW gini: diniatin. Kalo ga diniatin, emang hambatan2nya terasa mematahkan semangat. Tapi kalo niat dan tekad udah bulat, maka bila ada hambatan, attittude kita adalah mencari jalan keluarnya 🙂

      Good luck mbak!!!!

  12. Anissa
    10 June 2014 at 1:12 pm #

    Mbak dina yang keren,

    mbak, rencananya aku ingin mengawali travelling asia tahun depan.Aku udah nabung selama satu tahun ini. Kalau mau travelling merambat di asia, baiknya memulai dari Negara apa ya mbak?apa mulai asia tenggara dulu yang bebas visa?

    ^_^

    • Dina
      7 August 2014 at 4:29 pm #

      Halo Mbak Anissa yang keren juga 🙂
      Iya mbak, sebaiknya mulai dari gampang dulu aja yang ga pake visa. Asia-asia tenggara tuh mbak, udah simpel, murah pula. Transportasi antar negara juga gampang dan murah. Singapore, malaysia, thailand, vietnam, laos, kamboja, itu rutenya lumayan gampang mbak, bagus buat starting up. Kalo pingin yang murah banget, mungkin malaysia dan singapore bisa diskip soalnya relatif lebih mahal daripada yang lain. Mulai Thailand aja mbak. Terbang ke Bangkok, dari situ ke mana-mana jalan darat gampang.

Leave a Reply