{"id":504,"date":"2011-05-26T06:00:46","date_gmt":"2011-05-25T23:00:46","guid":{"rendered":"http:\/\/www.duaransel.com\/?p=504"},"modified":"2014-05-22T00:58:30","modified_gmt":"2014-05-21T17:58:30","slug":"pengalaman-snorkeling-yang-paling-menyebalkan-fiji","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.duaransel.com\/oseania\/fiji\/pengalaman-snorkeling-yang-paling-menyebalkan-fiji\/","title":{"rendered":"Pengalaman Snorkeling yang Paling Menyebalkan: Fiji"},"content":{"rendered":"
Saya suka scuba diving, saya suka snorkeling. Saya diperkenalkan ke dunia scuba diving sejak kecil. Tidak ingat sewaktu SMP atau SMU, saya dan sepupu saya kursus diving di Angkatan Laut, di tangki air yang sempit namun sangat dalam. Ujiannya di pelabuhan Perak, Surabaya, yang penuh dengan kapal-kapal besar, dan air lautnya sangat berlumpur dan berminyak. Begitu menyebur, jarak pandang rasanya cuma setengah meter, selebihnya gelap dan kental! Keluar dari air, badan saya dan sepupu terlapisi lumpur kental berwarna hijau gelap. Uuughh….<\/p>\n
Bermulai dari lumpur hijau kental ini, saya mencintai snorkeling dan scuba diving. Saya lebih suka scuba diving daripada snorkeling, karena kalau snorkeling badan kita terombang-ambing oleh ombak, sehingga kurang tenang menikmati alam bawah lautnya. Dan biasanya alam laut yang agak jauh dari permukaan lebih cantik dan beragam. Kalau diving enak, begitu tenang dan damai di bawah sana. Sayangnya, scuba diving itu lumayan mahal juga, jadi tidak bisa sering-sering.<\/p>\n