{"id":4776,"date":"2015-02-25T19:45:33","date_gmt":"2015-02-25T12:45:33","guid":{"rendered":"http:\/\/www.duaransel.com\/?p=4776"},"modified":"2015-02-26T06:06:13","modified_gmt":"2015-02-25T23:06:13","slug":"wisata-kuliner-thailand","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.duaransel.com\/tips-2\/travel-tips\/wisata-kuliner-thailand\/","title":{"rendered":"Wisata Kuliner Thailand – Top Ten Thai Food Versi DuaRansel"},"content":{"rendered":"

\"Khao<\/a><\/p>\n

Lokasinya dekat dengan Indonesia, biaya hidupnya murah, alamnya cantik, budayanya mantap, dan makanannya pun enak-enak. Thailand adalah salah satu negara yang paling kerap kami kunjungi, dan pastinya kulineran adalah salah satu hal yang paling kami nikmati di sana!<\/p>\n

Kebetulan Sensodyne<\/span><\/span><\/a> lagi mengadakan campaign Enjoy Tanpa Ngilu<\/span><\/span><\/a>, sebuah ajakan untuk mengabadikan momen berharga bersama teman atau keluarga sebagai wujud komitmen untuk terbebas dari rasa ngilu akibat gigi sensitif yang dapat merusak momen berharga dalam hidup. Kalian bisa upload foto-foto momen hangout di web mereka http:\/\/bit.ly\/ETN-6<\/span><\/span><\/a> sebelum tanggal 31 Maret 2015, untuk menangin paket wisata kuliner berlima bareng teman dan keluarga ke Bangkok<\/span><\/span><\/a> atau Bali!<\/p>\n

Karena itu kami terinsipirasi untuk menuliskan highlight makanan favorit kami di Thailand! Semoga bisa berguna buat yang kalian yang menang Enjoy Tanpa Ngilu dan bisa kulineran di Thailand \ud83d\ude09<\/p>\n

1. Tom Yam Kung: Thai sour and spicy soup with shrimp<\/strong><\/span><\/h3>\n

Favorit Ryan<\/span><\/strong><\/p>\n

Tom yam kung mungkin adalah makanan Thailand yang paling terkenal di dunia. Tom yam adalah sup asam pedas berwarna oranye. Tom berarti sup (rebusan), sedangkan yam merujuk pada salad asam pedas khas Thai dan Lao. Biasanya tom yam dibuat dengan ikan (tom yam pla) atau udang (tom yam kung). Rasanya yang asam dan pedas berapi ini cocok buat lidah Indonesia. Sedikit mengingatkanku pada salah satu makanan Indonesia favoritku yaitu sayur asam karena rasanya yang asam. Bumbu kuahnya terdiri dari sereh, lengkuas, air jeruk nipis, fish sauce, daun jeruk purut, dan tentunya cabai pedas. Warnanya yang oranye kemerahan menyala didapat dari sambal nam prik pao yang biasanya digunakan.<\/p>\n

\"Tom<\/a><\/p>\n

Tom yam biasanya dihidangkan pada saat makan bersama teman atau keluarga, baik di rumah ataupun di restauran. Sup biasanya dihidangkan di dalam mangkuk besar, kemudian baru dibagi-bagi ke dalam mangkuk masing-masing. Kuahnya cukup intense, sedangkan isi lauknya tergolong sedikit, sehingga tom yam biasanya bukan merupakan hidangan utama, melainkan disajikan bersama hidangan lauk dan hidangan sayur lainnya.<\/p>\n

2. Tom Kha Gai: Thai coconut soup with chicken<\/span><\/h3>\n

Favorit Dina<\/strong><\/span><\/p>\n

Walaupun kalah terkenal dengan tom yam kung, sup yang satu ini adalah makanan terfavoritku di Thailand! Tom kha gai adalah sup creamy asam manis yang terbuat dari ayam (gai) yang dimasak (tom) dalam santan, dengan potongan lengkuas (kha), sereh, dan daun jeruk purut.<\/p>\n

\"Tom<\/a><\/p>\n

Rasanya yang manis asam segar mengingatkanku pada sayur asam, salah satu makanan Indonesia favoritku. Dalam medium santan yang lembut nan creamy seperti susu, aroma sedap menguar dari sereh dan lengkuas. Ditambah dengan potongan-potongan ayam dan jamur yang sangat aku suka, duh! Heaven inside my mouth! Setiap kali berkunjung ke Thailand, tom kha gai pasti menjadi makanan pertama yang aku cari.<\/p>\n

\"Tom<\/a><\/p>\n

Sup santan ayam ini biasa disajikan dengan nasi. Seperti halnya tom yam kung, tom kha gai biasanya disajikan tidak sendiri, namun dengan hidangan lauk dan hidangan salad lainnya.<\/p>\n

Beberapa kali beli, disajikan di meja panas-panas langsung dari kompor. So it\u2019s best enjoyed without sensitive teeth!<\/p>\n

3. Khao Soi: Curry noodle soup<\/strong><\/span><\/h3>\n

Favorit Ryan<\/strong><\/span><\/p>\n

Khao soi membawa nostalgia tersendiri. Billy, seorang expat Indonesia di Bangkok, memperkenalkannya di awal kunjungan kami ke Bangkok. \u201cTurun di stasiun BTS Thong Lor, exit 4 ya. Ntar depotnya di Sukhumvit Soi 38, gangnya dekat situ.\u201d<\/p>\n

\"Khao<\/a><\/p>\n

Dan itulah awal cintaku pada khao soi. Sup khas Thailand utara dengan mie telur dan potongan ayam atau daging sapi, dalam kuah santan kari manis pedas, bertaburkan mie telur krispi. Kebetulan di sebelah depot ada gerobak mango and sticky rice yang lezat pula, klop deh. Sejak itu, kalau ada teman yang berkunjung ke Bangkok, khao soi di Soi 38 menjadi salah satu pilihan utama nongkrong sekaligus kulineran.<\/p>\n

\"Khao<\/a><\/p>\n

Khao soi adalah makanan khas Thailand utara dan Laos utara dengan pengaruh dari Birma. Khao soi berarti potong beras. Memang originalnya, mie beras lembaran lebar dipotong-potong memanjang menjadi mie. Jadilah istilah potong beras. Variasi Laos utara masih menggunakan mie beras, sedangkan variasi Thailand utara menggunakan mie telur.<\/p>\n

\"Ryan<\/a><\/p>\n

Ketika kami pindah ke Chiang Mai, khao soi menjadi lebih mudah lagi ditemukan karena merupakan specialty Thailand utara. Khao soi menjadi salah satu makanan yang paling sering kami cari. Gampang, tinggal naik motor yang kami sewa sebulan, dan langsung tancap ke depot khao soi favorit kami.<\/p>\n

4. Kaeng Khiao Wan: Green curry<\/strong><\/span><\/h3>\n

Dina pernah belajar masak yang ini \ud83d\ude42<\/strong><\/span><\/p>\n

Chiang Mai di Thailand utara adalah bagaikan Ubudnya Indonesia. Kota favorit para expat, digital nomad, dan backpackers, yang ingin menikmati kebudayaan dan kuliner lokal. Tak ketinggalan kami yang sempat tinggal di Chiang Mai beberapa bulan. Jika mampir ke Chiang Mai, jangan lewatkan kesempatan untuk belajar masak makanan khas Thailand yang tersedia di mana-mana. Salah satu hidangan favorit yang sering diajarkan ke para turis adalah green curry.<\/p>\n

\"Cooking<\/a><\/p>\n

Pagi akan dimulai dengan belanja bersama di pasar tradisional, bahan-bahan masakan yang akan dimasak hari itu. Mataku terpaku pada gundukan-gundukan besar serbuk basah nan padat dengan warna-warni ceria dan tajam. Itu adalah curry paste. Tapi tunggu dulu, walaupun itu adalah curry paste untuk membuat curry yang akan dimasak hari ini, kami tak perlu membelinya, karena hari ini kami akan membuat curry paste kami sendiri!<\/p>\n

\"Green<\/a><\/p>\n

Green curry adalah curry hijau manis khas Thailand. Warna hijaunya berasal dari cabe hijau. Berbeda dengan kari dari India, kari Thailand cenderung lebih lembut rasanya, dan creamy akan santan. Tidak terlalu banyak menggunakan rempah khas kari, menonjolkan dedaunan dan herba aromatik. Kami kembali ke rumah tempat kami memasak. Bawang merah, lengkuas, kunyit, sereh, akar ketumbar, dan bahan lainnya, tak lupa cabe hijau, ditumbuk halus menjadi satu.<\/p>\n

\"Thai<\/a><\/p>\n

Green curry paste buatan sendiri pun jadi! Curry paste ditumis dengan minyak panas dan daun jeruk purut, kemudian digoreng bersama dengan potongan daging ayam dan takokak alias terong super mini. Tambahkan santan, dan potongan sayuran seperti terong dan jagung mini, rebus hingga matang. Sajikan panas-panas di mangkok, hias dengan potongan cabe merah segar dan daun ruku-ruku yang mirip dengan kemangi, dengan nasi sebagai pendamping. Thai green curry yang pedas manis lembut siap dinikmati!<\/p>\n

Selain itu ada pula red curry, yellow curry, dan massaman curry khas Thailand.<\/p>\n

5. Som Tam: Green papaya salad<\/strong><\/span><\/h3>\n

Favorit Ryan<\/strong><\/span><\/p>\n

Di hampir semua jalanan di Thailand, kamu akan melihat gerobak dorong penuh dengan kotak-kotak kecil berisi beragam bahan sega, dan beberapa kantong besar berisi parutan pepaya muda, berjejer di dekat sebuah uleg-uleg batu besar dalam. Ini adalah \u201csom tam\u201d yang terkenal, salad super pedas dari daerah timur laut Thailand yang disebut Isaan. Cobalah pesan \u201csom tam thai\u201d yang paling umum. Pertama, segenggam parutan pepaya muda akan dilemparkan ke dasar uleg-uleg. Pepaya yang masih hijau ini sangat renyah dan sedikit asam rasanya. Kemudian ia akan melempar lime segar, gula aren, bawang putih, fish sauce, tomat, dan segenggam cabe bird\u2019s eye – cabe kecil super pedas yang biasa dipakai di Thailand – dan menumbuknya bersama. Tumbukan ini melunakkan pepaya muda, dan membuat rasa manis, asam, pedas, asin, dan gurih, bercampur menjadi satu tendangan rasa yang hebat \ud83d\ude42<\/p>\n

\"Best<\/a><\/p>\n

Setelah tumbukan pertama selesai, ia akan menambahkan kacang, dan tergantung variasi, mungkin udang kering atau kepiting asin. Peramu terbaik biasanya menggunakan sendok kecil untuk mencicipinya, apakah semua rasa telah seimbang. Jika belum, mungkin sedikit lime akan ditambahkan. Atau mungkin fish sauce. Hasilnya? Salad pepaya muda yang rasanya sangat intens menendang, tak heran bikin Ryan ketagihan.<\/p>\n

\"Must<\/a><\/p>\n

6. Larb
\n<\/span><\/h3>\n

Sesungguhnya pertama kali kami mencoba makanan ini adalah sewaktu di Laos. We just loved it. Sebuah hidangan khas Laos dan Isaan di Thailand, larb adalah salad yang terbuat dari daging cincang, cabe, dan daun mint. Ada banyak macam variasinya, namun yang mungkin akan kamu sering temukan di Thailand adalah daging cincang, jeruk nipis, saus ikan, dan toasted rice tumbuk yang rasanya nutty, yang diaduk dengan dedaunan segar. Makanan ini disajikan pada suhu ruang, tapi pedasnya cabenya mungkin akan membuatmu berkeringat.<\/p>\n

\"Larb<\/a><\/p>\n

7. Nam Tok: Thai grilled meat salad
\n<\/span><\/strong><\/h3>\n

Favorit Ryan<\/strong><\/span><\/p>\n

Nam tok adalah hidangan salad daging dari Thailand utara dan Laos. Daging, misalnya sapi panggang, ayam, atau BBQ babi yang diiris tipis-tipis dicampurkan di sebuah baskom besar dengan tumbukan toasted rice yang rasanya nutty, cabe, daun mint, dan saos ikan khas Thailand. Darah dari daging bercampur dengan saus, menciptakan kuah salad yang asam segar, sesuai dengan namanya \u201cnam tok\u201d yang berarti air terjun. Gurih tapi segar, salad daging kaya rasa ini merupakan salah satu makanan pinggir jalan favorit, biasanya disajikan dengan sticky rice.<\/p>\n

\"Nam<\/a><\/p>\n

8. Yam Nua: Thai sour and spicy beef salad<\/strong><\/span><\/h3>\n

Favorit Dina – Yam pra-muek alias sour and spicy squid salad
\n<\/span><\/strong><\/p>\n

Satu lagi salad daging Thailand yang terkenal adalah yam nua, atau spicy beef salad. Agak mirip dengan nam tok, yam nua adalah daging panggang yang diaduk dengan bumbu pedas dari saos sambal, jeruk nipis, dan saos ikan, tak lupa berbagai dedaunan wangi segar. Perbedaan utamanya dari nam tok, yam nua tidak menggunakan tumbukan toasted rice yang nutty, dan rasanya juga lebih asam.<\/p>\n

\"Yam<\/a><\/p>\n

Ada banyak variasi dari yam nua. Salah satunya adalah makanan Thai favorit terbaruku, yam pra-muek, alias sour and spicy squid salad! Tidak menggunakan irisan sapi panggang, tapi menggunakan cumi-cumi yang dimasak sebentar saja sekadar mematangkan, sehingga kenyal namun masih lembut. Paduan cumi lembut dengan bumbu salad yam serupa kuah cair yang asam pedas dengan potongan dedaunan? Benar-benar menyegarkan!<\/p>\n

\"Thai<\/a><\/p>\n

9. Pad Thai: Mie goreng ala Thailand
\n<\/span><\/h3>\n

Sepertinya nggak sah untuk bikin list Thai food tanpa pad thai. Pad thai adalah mie gorengnya Thailand. Menggunakan mie beras yang lebar, dimasak dengan fish sauce, udang kering, dengan taburan kacang tumbuk, pad thai rasanya manis pedas gurih.<\/p>\n

\"Pad<\/a><\/p>\n

Walaupun pad thai kurang populer di kalangan orang Thai sendiri, namun pad thai, bersama dengan tom yam kung, adalah makanan Thai paling populer di kalangan turis internasional, dan selalu dapat ditemukan dengan mudah di daerah-daerah yang ramai dibanjiri turis. Rasanya lezat, cocok buat lidah orang Indonesia, harganya murah, mampu mengganjal perut yang lapar dengan baik. Yang seru, pad thai kadang-kadang disajikan terbungkus oleh telor dadar!<\/p>\n

\"Pad<\/a><\/p>\n

Tips kami, kalau bisa hindari pad thai yang sudah dimasak massal menggunung, cobalah dari gerobak\/kedai yang memasak pad thai-nya langsung saat dipesan. Biasanya lebih nikmat! Di meja, disediakan gula pasir, cuka, cabe potong, dan fish sauce, untuk ditambahkan sesuai selera.<\/p>\n

10. Kao Niew Ma Muang: Mango sticky rice<\/span><\/h3>\n

Favorit Dina<\/strong><\/span><\/p>\n

Banyak yang bilang kalo makanan Thailand itu manis-manis, saking manisnya bikin gigi ngilu. Nggak juga sih, kalo gigi rajin dijaga supaya nggak sensitif \ud83d\ude42<\/p>\n

Mango and sticky rice adalah potongan mangga matang yang manis yang disajikan dengan sticky rice manis yang dimasak dengan santan. Simply delicious, mango and sticky rice adalah hidangan penutup atau makanan ringan yang sangat populer di kalangan turis manca negara di Thailand.<\/p>\n

\"Mango<\/a><\/p>\n

Warga Thailand sendiri lebih menyukai mangga mentah yang cenderung asam. Mereka memakannya sebagai makanan ringan dengan bubuk cabe. Ada berbagai variasi. Yang paling aku sukai adalah campuran gula pasir, cabe, dan sedikit garam. Warnanya pink, rasanya lovely. Cocok buat mangga, juga buat buah-buahan lain termasuk pepaya dan strawberry. Ini adalah salah satu snack Thailand yang paling sering aku makan. Setiap kali menemukan penjualnya, pasti beli. Variasi lain yang bikin penasaran adalah cabe yang dicampur dengan udang kering. Sayangnya berhubung aku alergi udang, dan Ryan kurang suka mangga masam, kami belum mencoba yang satu ini.<\/p>\n

\"Mangga<\/a><\/p>\n

Dan masih banyak lagi…<\/span><\/h3>\n

Jujur, nggak gampang buat nulis panduan kuliner. Biasanya kami lebih suka blusukan di tempat asing. Sama-sama tak menguasai bahasa lokal, kami banyak sekali mencoba makanan yang tampak menarik tanpa tahu namanya. Di mana ramai, di situ kita makan. Looks good? Just try it. Not looking appetizing? Move on, karena masih banyak pilihan \ud83d\ude00<\/p>\n

Yuk wisata kuliner Bangkok gratisan<\/span><\/h3>\n

\"Sensodyne<\/a>Caranya? Ikutan Sensodyne Enjoy Tanpa Ngilu!<\/b><\/span><\/strong><\/p>\n

Buat yang ingin wisata kuliner di Bangkok GRATIS<\/b><\/span> bareng keluarga atau teman, bisa coba menangin kompetisi foto momen hangout ala #EnjoyTanpaNgilu <\/b><\/span>dari Sensodyne!<\/b><\/span><\/p>\n

Ini linknya: http:\/\/bit.ly\/ETN-6<\/span><\/span><\/a><\/p>\n

Hadiah utamanya paket wisata kuliner ke Bangkok untuk 5 orang<\/b><\/span>. Yup, kamu bisa ajak keluarga atau teman-teman kamu, berlima, ke Bangkok! Lumayan banget kan! Selain itu ada hadiah-hadiah lainnya juga. Yuk enjoy momen kulineran tanpa gigi sensitif!<\/p>\n

Paling lambat tanggal 31 Maret 2015<\/b><\/span> ya! Ayo buruan!!<\/b><\/span><\/p>\n

Tips enjoy kulineran tanpa ngilu<\/b><\/span><\/p>\n

Maksimalkan nikmatnya moment seru kulineran dengan gigi tanpa ngilu! Punya gigi sensitif yang gampang ngilu itu nggak enak. Mau makan makanan panas, dingin, atau manis, harus mikir dulu, khawatir malah sakit gigi. Nggak seru kan, kalo dikit-dikit ga bisa nyobain makanan? Kalau diputuskan untuk tetap coba, buntutnya malah ngilu beneran dan merusak suasana. Kayak Thai coconut ice cream yang yummy ini nih, bertaburkan kacang tumbuk. Dingin manis segar di tengah hari Bangkok yang panas. Nggak seru kan kalo ga bisa makan ice cream karena takut manis dan dinginnya bikin gigi ngilu? Nggak jadi makan ice cream romantis semangkok berdua dengan Ryan dong. Hehehe\u2026 Yuk berkomitmen untuk bebas dari rasa ngilu agar tidak kelewatan untuk menikmati momen kebersamaan!<\/p>\n

Nah, gimana caranya menjaga kesehatan gigi agar gigi tidak cepat ngilu? Atau kalo gigimu udah sensitif, gimana cara mengatasinya? Coba rajin sikat gigi dengan pasta gigi Sensodyne \ud83d\ude09<\/p>\n

\"Thai<\/p>\n

Bangkok Mini Guide<\/span><\/strong><\/p>\n

Bangkok – Tidur di mana? Ke mana aja? Sistem transportasinya bagaimana? Bisa dicek di Bangkok Mini Guide<\/a>, panduan keluyuran di Bangkok ala DuaRansel \ud83d\ude42<\/span><\/p>\n

Bangkok Mini Guide<\/span><\/a><\/p>\n

So, what’s your favourite Thai food?<\/span><\/strong><\/h3>\n

Pernah coba apa saja di Thailand? Rekomendasikan dong!<\/strong><\/span><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Ingin berwisata kuliner di Thailand? Ini top ten Thai food versi DuaRansel, semoga berguna!<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":4792,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[59,250,3],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/4776"}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=4776"}],"version-history":[{"count":20,"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/4776\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":4824,"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/4776\/revisions\/4824"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/4792"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=4776"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=4776"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.duaransel.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=4776"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}