{"id":3381,"date":"2013-06-17T09:30:23","date_gmt":"2013-06-17T02:30:23","guid":{"rendered":"http:\/\/www.duaransel.com\/?p=3381"},"modified":"2013-07-25T22:07:16","modified_gmt":"2013-07-25T15:07:16","slug":"a-romantic-hideout-in-southern-thailand","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.duaransel.com\/asia\/thailand\/a-romantic-hideout-in-southern-thailand\/","title":{"rendered":"A Romantic Hideout in Southern Thailand"},"content":{"rendered":"
<\/a><\/p>\n Sudah nonton The Beach -nya Leonardo DiCaprio? Jujur saja saya belum, walaupun ngefans sama aktornya, hehe. Tapi kabar-kabarnya di film ini bukan aktornya aja yang enak dilihat, tapi alamnya juga! Gunung-gunung karst memagari pantai berpasir putih dan laut biru turquoise nan jernih. Cantik sekali, tipe-tipe pemandangan yang saya suka. Seperti di El Nido Filipina<\/a> dan Halong Bay Vietnam<\/a>.<\/p>\n <\/a><\/p>\n El Nido di Filipina lah yang menjadi inspirasi penulis buku The Beach. Namun yang membuat The Beach tenar adalah filmnya, dan Phi Phi Islands di Thailand<\/a> lah lokasi shootingnya. Phi Phi Islands terletak di Thailand Selatan, dan pemandangan super cantik ala The Beach ini sebetulnya agak berserakan di sekitar situ, nggak cuma di Phi Phi saja.<\/p>\n <\/a><\/p>\n Berhubung sepotong surga bernama Phi Phi Islands kelewat tenar, dan kabar-kabarnya ramai oleh manusia, maka sebagai dua insan yang lagi ingin… mmm… (uhuk) menyendiri… (uhuk uhuk), jadi kami kabur ke… sebut saja sepotong surga lain nggak jauh dari situ, yang jauh lebih sepi.<\/p>\n <\/a><\/p>\n Dan beruntungnya kami, kami ke sana pada saat low season, jadi memang sepi!! Sudah sepi, harga penginapan lagi murah pula. Jadi kami coba beberapa kamar cantik ala honeymoon, mumpung lagi murah gitu. Salah satu ruang yang kami sewa kabarnya harganya jadi 2-3 kali lipat di high season!<\/p>\n Tapi ternyata… ada alasan kuat dibalik low season ini: Monsoon! Curah hujan tinggi banget!<\/p>\n <\/a><\/p>\n Hari pertama belum terasa. Hari itu, cuaca cerah sepanjang hari.<\/p>\n Guyuran pertama hujan bak air bah dari langit kami rasakan saat pindah penginapan keesokan harinya. Tanggung, ransel<\/a> sudah di punggung, alih-alih kami berteduh, kami putuskan untuk hujan-hujanan. Setelah rain covernya ransel kami pasang tentunya, hehe. Ada sih payung, tapi malah ntar rusak ketiup-tiup angin. Ada sih jas hujan, tapi… malas aja pakai, hehe…<\/p>\n <\/a><\/p>\n Dan di situ kami menemukan the magic of a rainstorm: Dunia jadi serasa milik berdua!<\/p>\n Iya sih, karena orang lainnya (orang yang lebih waras) pada kabur berteduh dari hujan, angin, dan ombak yang menggila.<\/p>\n Sedangkan kami malah asyik lari-lari memotong ombak sambil diguyur hujan deras di pantai yang cantik memukau ini. Cuman berdua! Dua orang, dua ransel, waaaahhh!!! Seru banget, romantis banget!!!<\/p>\n <\/a><\/p>\n Dengan segera kami terbiasa dengan siklus hujan seminggu itu. Hujan super deras tak turun sepanjang hari, namun diselingi dengan sekadar mendung atau bahkan cerah. Semakin deras hujannya, semakin kuat anginnya, semakin menggila ombaknya… maka semakin sepi pantainya, dan semakin romantis sih buat berduaan, hahaha.<\/p>\n Cocok buat honeymoon deh… bagi mereka yang suka basah-basahan \ud83d\ude42<\/p>\n